Skip to main content

HARAPAN DAN KEPRIHATINAN TERHADAP DUNIA

HARAPAN DAN KEPRIHATINAN TERHADAP DUNIA

TAHUN HIDUP BAKTI MMXIV-MMXVI ** Pertemuan Biarawan/Biarawati Muda Sedunia - 15-19 September 2015, Vatikan – Roma.

Harapan dan keprihatinan akan Dunia – Le speranze e le angosce del mondoJumat, 18 September 2015

Setelah berbicara tentang panggilan hidup bakti, persaudaraan dalam hidup bakti, maka para biarawan/biarawati diajak untuk melihat dan mendalami kenyataan dunia saat ini, harapan dan keprihatinan yang ada masa ini.

P. Andrzej Wodka, CSSR., mencoba memaparkan suatu pandangan akan dunia dengan pendekatan mistik –mistica dell’avvicinamento sebagaimana juga dipaparkan Paus Fransiskus dalam Evangelii Gaudium 272.

Apa itu pendekatan mistik atau dengan kata lain apa artinya suatu relasi intim yang mistik?

Artinya bahwa relasi akan sabda Allah membantu kita untuk terbuka terhadap yang lain. Menurut beliau bahwa dalam relasi intim yang mistik kita tidak memandang yang lain dari sudut pandang kita karena dengan begitu kita membatasi yang lain dengan ide-ide atau pregiudizitentang yang lain.

Relasi intim yang mistik itu harus dipupuk setiap hari dengan mendengarkan yang lain, memilah sisi positif dan negatif yang kita temui sepanjang hari.

Karena itu relasi mistik adalah bagian dari kehidupan kita sebagai manusia ciptaan Allah dan kita dipanggil untuk menjalankan misi, yaitu dalam kaitannya dengan Yesus dan umatNya. Model dari relasi itu adalah Yesus sendiri yang merangkul semuanya, karena Dia diutus untuk semua orang bukan hanya kepada sebagian saja. Yesus mendekati semua orang, karena itu relasi mistik itu mendorong kita juga untuk keluar menemui yang lain yang ada di sekitar kita.

Dengan pendekatan mistik akan terjalin pula pertemuan mistik dengan yang ilahi dari mereka yang kita temui. Karena pertemuan sendiri dengan yang lain sudah mengandung kejutan mistik, Allah menjumpai tiap-tiaporang secara pribadi. Yesus dalam pertemuan personal menjamah setiap pribadi – spirit touch, Dia tahu apa yang kita butuhkan. Karena itu dalam hidup bersama-komunitas: pertemuan, kejutan, spirit touch, tidak bisa tidak menjadi tugas bersama dari setiap anggotanya untuk direalisasikan. Karena kita dipanggil tidak hanya untuk tinggal dekat Yesus tetapi peka terhadap kebutuhan dunia sekitar kita.

Selain itu, seorang suster dari Brasil, Sr. Maria Inès Vieira Ribeiro, MAD., mencoba mengaitkan hidup bakti dengan konteks sosial hidup bermasyarakat. Hidup bakti selalu terkait dengan misi Gereja dan bekerjasama dengan misi Gereja. Inti dari misi itu adalah Yesus dan KerajaanNya. Karena itu selain menjadi pewarta kerajaan Allah, kita juga harus membuka mata dan hati akan kebutuhan zaman, di mana dibutuhkan suatu pembaharuan.

Kita harus berani menerima perubahan tersebut karena pusat dari hidup bakti adalah Yesus sendiri. Dan harus selalu dingat bahwa kesatuan di dalam komunitas itu sangat penting, karena kesatuan merupakan tanda baru dari relasi antar pribadi yang menjadikan komunitas itu menjadi komunitas yang humanis dan autentik.

Kesatuan dengan alam – madre terra, yang tidak hanya berbicara tentang kerusakan lingkungan tetapi juga orang-orang yang merusakkan dirinya, karena mereka itu juga membawa efek terhadap cara hidup sebagai biarawan/biarawati. Melindungi manusia dari pemusnahan dirinya sendiri.

Hal penting lainnya adalah perhatian terhadap kaum awam, kadang mereka terlupakan, kharisma ataupun kedudukan mereka. Beliau juga menekankan bahwa kadang para biarawan/wati terlalu berfokus akan daya-kekuatan yang kita miliki, kadang kala merasa tidak cukup dan mustahil untuk bertindak, tanpa memandang di sekitar kita kaum awam yang memiliki kapasitas dan kemampuan yang dalam kongregasi tidak ada kita miliki.

P.Fabio Ciardi, OMI., kembali membahas tentang charisma pendiri: bahwa kharisma itu berasal dari Roh Kudus dan sejalan dengan Injil. Karena itu apa yang telah mereka lakukan selalu untuk kebaikan umat manusia pada zamannya. Kharisma itu selalu berkembang atau terealisasikan dengan kreativitas dari Roh Kudus sendiri yang menuntun ke mana Dia mau. Penekanan beliau adalah tetap setia pada charisma pendiri, karena itu menjadi tanda autentik dari kongregasi tetapi juga terbuka untuk kebutuhan jaman: membaca masa lalu dengan konteks zaman saat ini. Berani meninggalkan kenyamanan masa lalu untuk menjawab kebutuhan zaman ini. Karena sebagaimana Roh Kudus yang bertindak maka membiarkan diri dituntun olehNya adalah suatu jawaban yang tepat dalam merealisasikan kharisma saat ini.

Berani membuka cara-cara baru dalam melakukan karya kasih yang sesuai dengan jaman di mana kita hidup: Yesus masih akan kita temui tersalib dalam realitas jaman saat ini tetapi Roh Kudus akan selalu menuntun kita untuk tiba pada paskah: kemenangan akan jaman ini.

Adalah penting pula untuk digerakkan, dihidupkan suatu kerjasama antar kahrisma dalam merealisasikan Kerajaan Allah di muka bumi ini.

  • Fr. R. Kardi dan Fr. H. P. Sitanggang.

Visto 993 volte
Pubblicato
18 Agosto 2017
Blog
Condividi
Logo saveriani
Sito in costruzione

Portale Unico dei Saveriani in Italia

Stiamo finalizando la nuova versione del portale

Saremmo online questa estate!

Ti aspettiamo...

Versione precedente del sito